Sabtu, 18 Mei 2013
Menemukanmu.....
The past is over..
Kini saatnya menata masa depan indah bersamamu..
Kujadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga, yang tak akan pernah ku ulangi lagi di kemudian hari..
Semua kegelisahan itu telah berakhir, saat aku menemukanmu..
Sisa-sisa cintamu yang dulu pernah singgah dihatiku, ternyata masih tersimpan dilubuk hati..
Terselip di antara jutaan serpihan hatiku yang pernah hancur berkeping-keping..
Kau yang seakan tau dan mendengar jeritan hatiku yang tersayat luka, menghampiriku dengan sejuta cinta yang kau bawa..
Rencana Tuhan memang indah..
Selalu ada pelangi setelah hujan badai..
Tuhan membawamu kembali untuk menjadikan aku bidadari hatimu..
Kau yang pernah terluka karnanya.. Takkan kubiarkan serpihan hatimu yang terluka itu terus menghantuimu..
Sebisaku untuk menyusunnya kembali dalam bentuk serpihan kecil, walaupun pecahan itu menusuk kulitku..
Bayangan masa lalu kita yang gelap dan pernah terpuruk, kini perlahan akan mulai menemukan titik cahayanya..
Yaa.. aku yakin kau bisa membawa kita ke titik cahaya yang indah itu..
Semua letih yang kurasa.. Sirna seketika aku melihat senyum itu..
Lelah yang kurasakan selama ini, lenyap bersama masa lalu yang telah berakhir..
Kini pencarianku telah usai.. karna aku telah menemukanmu.. :)
Kamis, 16 Mei 2013
"Blase Boy" part 1
Pada bulan April, matahari musim
semi bersinar hangat di langit yang biru. Kicau burung bersahut-sahutan
menyambut gembira datangnya musim semi. Di musim semi yang ceria itu, masa-masa
SMA-ku dimulai. Namaku Natsuki Shirakawa.
Kamarku di rumah, sampai sekarang
tetap sama sarapan pagiku sampai sekarang tetap sama, tetapi ada sesuatu yang
baru. Sesuatu yang ikut mendoakan kehiduupan baruku yang dimulai hari ini.
"Aku pergi!" pamitku
lalu berlari dari hadapan Ayah yang sedang sarapan seorang diri.
Hari ini ada upacara penerimaan
siswa baru. Dengan mengenakan seragam baru, aku pergi bersama Ibu yang sejak
pagi sudah berdandan tebal.
Sambil menatap kelopak bunga
sakura yang menari-nari, dengan hati penuh dengan luapan kegembiraan, aku
membayangkan akan mendapat banyak teman, kenangan indah, dan pacaran. Tanpa
sadar aku mulai berlari karena merasa gembira sekali.
“Natsuki, tunggu!” pekik Ibu
sambil berlari mengejarku.
Tapi, aku tetap berlari dengan
riang diatas kelopak bunga sakura yang berguguran dijalan. Sesampainya di
sekolah, langkah kaki kuarahkan menuju ke lapangan olahraga bukan ke aula
tempat upacara penerimaan siswa baru diadakan.
Lapangan olahraga itulah
alasanku memilih sekolah ini karena saat mengunjungi sekolah ini liburan musim
panas kelas tiga SMP, aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
Pemandangan kota tampak jelas
dari lapangan olahraga yang membentang luas ini. Wangi angin yang bertiup
lembut menghangatkan tubuh dan menenangkan jiwa.
Di sudut lapangan yang sepi ini
ada sebatang pohon besar. Tas baru yang tergenggam ditangan langsung kulempar
lalu mulai memanjat pohon itu dengan semangat. Sampai ketinggian dua meter, aku
berhenti dan duduk disebuah dahan yang besar. Saat itu, aku seolah menjadi
burung karena tubuhku seakan tersedot kea rah langit biru yang membentang luas
didepan.
“Asyik!” teriakku dengan riang
“Sedang apa kamu diatas sana?!”
tiba-tiba ada yang menegurku.
Pelan-pelan kuarahkan
pandanganku kebawah. Tampaklah seorang pria usia 30-an sedang menengadah dan
menatapku. Tatapan pria yang mungkin guru disini, menyadarkanku kalau tujuanku
datang kesini untuk mengikuti upacara sekolah bukan memanjat pohon.
“Anak baru, ya? Siapa namamu?”
Tanpa membuang waktu, aku
langsung turun.
“Natsuki Shirakawa.”
“Aku Hasegawa, guru olahraga
disini. Nanti setelah upacara selesai, datanglah ke ruang guru!”
“Apa?! Tapi…”
“sekarang ccepat ke aula karena
upacara akan dimulai!”
Pap Hasegawa segera berlari kea
rah aula, sedangkan aku tetap berdiri mematung sambil menatap nanar
kepergiannya.
Hatiku berkecamuk dan keringat
dingin mulai membasahi kulit karena rasa takut akan dikeluarkan atau dimasukkan
ke dalam daftar hitam sekolah. Peraturan sekolah ini memang terkenal sangat
ketat, tetapi mungkinkah siswanya akan dihukum hanya karna memanjat pohon?
Bayangan indah tadi pagi langsung buyar dalam sekejap.
“Natsuki!” panggil Ibu sambil
mengelap keringat diujung hidungnya dengan sapu tangan dan berlari ke arahku.
“Natsuki, cepat sini! Sedang apa
kamu ditempat ini?” Ibu memarahiku sambil memungut tas yang kulempar lalu
mengapit sebelah tanganku. Mulutku terkatup rapat supaya tidak terlontar
kejadian yang baru saja kualami.
“Natsuki!”
panggil Mieko sahabat karibku sejak SMP sambil berlari-lari dan melambaikan
tangan ketika aku hendak meninggalkan aula setela upacara selesai.
“Natsuki, kita
sekelas lagi!”
“O ya?”
balasku dengan malas.
Di
tengah-tengah siswa yang bermuka ceria, hanya aku seorang yang muram. Padahal
seharusnya hari ini kusambut dengan penuh kegembiraan.
“Natsuki? Ada
apa? Mukamu kok seakan-akan bilang kalau dunia sudah berakhir?”
“Aku...”
Mulutku
kembali kukunci. Sampai sebelum aku memanjat pohon, kegembiraan kami masih
sama.
“Eh, nanti
kita ke karaoke, yuk!” ajak Mieko yang selalu mendambakan datangnya hari ini.
“Aku harus ke
ruang guru.”
Mieko melongo.
Tanpa memperdulikan Mieko yang terheran-heran, aku segera berlari berkeliling
mencari ruang guru di sekolah yang belum kukenal dengan baik ini.
Jantungku
berdegup kencang melihat guru dan murid yang keluar masuk ruang. Meskipun tadi
sudah tegar, begitu sampai di depan pintu ruang guru, mendadak kakiku terasa
kaku. Aku menarik napas dalam-dalam.
“Haah...”
helaku pelan lalu memegang handel pintu.
Tiba-tiba
pintu terbuka dan di hadapanku muncul pria tadi.
“Pak
Hasegawa?”
“Aku sudah
menunggumu. Lho, kenapa wajahmu muram?” taanyanya sambil tersenyum.
“Pak, langsung
bilang saja! Saya sudah siap,” jawabku dengan kesal.
Sambil menahan
napas, aku menunggu jawabnya.
“Soal apa ya?”
“Soal tadi
pagi.”
Pak Hasegawa
tampak masih kebingungan.
“Sebenarnya
apa hukuman untuk anak yang memanjat pohon? Saya sudah membaca buku peraturan
sekolah dan disana tidak tertulis masalah ini, makanya saya jadi cemas.”
Mata Pak
Hasegawa terbelalak menatapku yang tampak mau menangis.
“Bapak Cuma
mau mengajakmu ikut klub atletik. Tadi waktu datang ke sekolah, Bapak melihatmu
berlari-lari karena itu tiba-tiba terpikir mau mengajakmu masuk klub atletik.”
“Berarti?”
“Tapi waktu
melihatmu memanjat pohon, tiba-tiba Bapak lupa.”
“O ya?!”
pekikku kaget laju maju selangkah ke depan.
Cahaya terang seakan-akan
bersinar di hadapanku.
“Seketat-ketatnya
peraturan sekolah, tidak ada yang melarang siswa manjat pohon, kan?”
“Hore!!”
teriakku lega lalu dengan riang berlari keluar.
“Oi, Natsuki!
Tolong pertimbangkan ajakan Bapak tadi!”
Telingaku
tidak menangkap ucapan Pak Hasegawa. Impianku yang sempat buyar tadi kembali
mengembang dan bermandikan warna pelangi yang bersinar cerah.
Sesampainya di
gedung sekolah, aku berhenti berlari lalu berbalik dan menatap gedung sekolah.
Hembusan angin mempermainkankan rambutku.
“Senang
berkenalan denganmu, sekolah!” sapaku tanpa sadar.
Hari-hariku
selama tiga tahun kedepan akan kulewati disini.
Keesokan
harinya, Mieko bertanya kepadaku.
“Natsuki mau
ikut klub apa?”
Sambil makan
bekal, aku dan Mieko membahas klub ekstrakurikuler. Hari ini dan besok kegiatan
kami diisi dengan sistem kurikulum, klub, pemilihan ketua kelas, dan lain-lain.
Tapi Cuma masalah pemilihin klub yang menjadi bahan pembicaraan siswa baru.
“Aku belum
memutuskan.”
Selama SMP aku
dan Mieko selalu menjadi manajer klub baseball, karna itu kami memikirkan lagi
untuk menjadi manajer. Tidak membuat kami berkembang, tetapi hanya itu yang
kubisa.
“Mieko sudah
punya pilihan?”
“Aku mau jadi
manajer lagi.”
“Manajer
baseball?”
“Iya, tapi
klub baseball sekolah ini payah. Kayaknya nggak seru ya? Natsuki mau ikut klub
apa?”
“Belum tau.
Mungkin klub atletik.”
:Eh, klub
atletik?”
“Memangnya
kenapa?”
“Nggak. Nggak
apa-apa.”
Tiba-tiba aku
teringat kalau kemarin diundang masuk klub itu. Tapi, kenapa akku?
Jangan-jangan aku mau dijadikan manajer. Masa aku tampak seperti pekerja keras?
“Nanti setelah
pulang sekolah, kita sama=sama lihat klub itu yuk!”
“Yuk!”
Sejujurnya aku
tidak mau ikut klub itu, tapi selain itu tidak ada klub lain yang menarik
perhatianku. Jadi, tidak ada salahnya kami melihat latihan mereka.
Sepulang
sekolah siswa kelas satu berbondong-bondong pergi kelapangan olahraga untuk
melihat kegiatan klub secara nyata.
“Natsuki!”
seseorang memanggil namaku.
Aku langsung
mencari-cari asal suara itu lalu pandanganku terhenti pada Pak Hasegawa yang
sedang berlari-lari kearahku.
“Aku tau kau
pasti datang!”
“Selamat
siang, Pak. Kemarin, terima kasih.”
“Ayo kesini”
“Eh?”
“Sudah tenang
saja. Kamu sangat disambut sini.”
“Sangat
disambut? Itu bukan masalah, tapi.....”
Pak Hasegawa
menuntun kami ke tempat klub atletik.
“Lho, bukannya
Natsuki sudah memutuskan untuk masuk kub atletik?” goda Mieko yang membuntutiku
di belakang sambil tersenyum lebar.
“Aku belum
mutusin apa-apa”
“Jangan bilang
begtu. Nanti kita sama-sama berjuang.”
Aku memelototi
Mieko karna tidak mengerti maksud ucapannya itu.
“Pak guru!”
panggil Mieko sambil berlari mendekati Pak Hasegawa.
“Aku, Mieko
Taniguchi tertarik jadi manajer klub atletik ini”
“Mieko! Jangan
semudah itu bikin keputusan!”
“Aku Hasegawa,
pelatih klub atletik ini. Permintaanmu kukabulkan”
“Terima kasih”
Mieko dan Pak
Hasegawa saling bertatapan.
“Chisa!”
Seorang gadis
kyang tampak dewasa, berlari kecil ke arah kami begitu dipanggil Pak Hasegawa
sambil menggenggam notes dan stopwatch.
“Ini adalah
Chisa, murid kelas dua, manajer klub kami.”
“Chisa Ezaki.
Senang berkenalan dengan kalian.” Sapanya sambil tersenyum kepada kami.
Usianya
mungkin hanya setahun lebih tua dari kami, tapi pembawaannya tenang.
“Mereka
anggota baru, Natsuki dan Mieko.”
Aku terkejut
mendengar ucapan Pak Hasegawa.
“Pak, aku
belum...”
“Sudah, jangan
sungkan-sungkan. Bukannya tadi Mieko bilang mau sama-sama berjuang? Ya kan,
Mieko?”
“Iya. Natsuki
sudah mau kan?” Mieko mendukung Pak Hasegawa.
“Tapi....”
“Kalau sudah
melangkah, sia-sia kalau ditarik lagi.” Ujar Pak Hasegawa memotong ucapanku.
“Hah?” aku
tidak mengerti ucapannya.
“Tolong
ajarkan Natsuki jarak pendek dan Mieko pekerjaan manajer.” Pinta Pak Hasegawa
kepada Kak Chisa.
Jarak pendek?
Kalimat itu terus berputar-putar dibenakku. Aku bukan manajer? Karena kaget
sekali, aku tidak mampu berkata sepatah kata pun. Aku hanya meminta Mieko untuk
meminta bantuan, tapi....
“Pak Hasegawa
umurnya berapa? Sudah menikah? Atau masih bujangan?”
Mieko dengan
antusias terus menanyakan tetang Pak Hasegawa dan masalah diluar klub.
“Chisa, mereka
berdua belum apa saja yang ada di klub ini. Jadi, tolong ajari mereka ya.
Supaya besok Natsuki bisa ikut latihan, tolong ajarkan soal waktu dan spike.”
Pak Hasegawa segera mengganti topik pembicaraan.
“Baik. Saya
mengerti/”
“Selanjutnya
masalah ini kuserahkan padamu!”
Tanpa
memperdulikan aku yang masih terkejut, Pak Hasegawa kembali ke arena latihan.
“Latihan
dimulai jam empat setelah pulang sekolah dan berakhir antara jam enam sampai
jam tujuh. Porsi latihan selalu beda, tergantung harinya.”
Kak Chisa
menjelaskan kegiatan klub dengan sabar. Mulai dari jam latihan, tipe-tipe
latihan smapai masalah turnamen.
Penjelasan Kak
Chisa itu menarik perhatianku, tetapi aku tidak yakin bisa melakukan semua itu
karena sampai sekarang aku Cuma berolahraga saat jam pelajaran olahraga.
Selain itu, di
sekolah ini ada klub olahraga dan kesenian sebanyak 30 klub! Hidupku disekolah
ini sampai tiga tahun! Jadi aku ingin memutuskan ikut klub mana setelah satu
per satu melihat semua klub.
“Ehm” aku
segera mengangkat kepala untuk mengatakannya. Tetapi....
“Lho, Kak
Chisa mana?”
“Tadi
dipanggil anggota klub. Itu disana.” Jawab Mieko menunjuk keseberang. Rupanya
waktunya tidak tepat.
“Mieko,
yakin?”
“Yakin apa?”
“Kok apa? Kamu
yakin mau masuk klub atletik?”
“Soalnya Pak
Hasegawa adalah tipeku!”
Aku
mendengus.. Sudah kuduga..
“Kelak kalau
kamu menyesal, aku nggak tanggung jawab!” hardikku.
Tiba-tiba
mataku bertatapan dengan seorang cowok yang berdiri mematung tanpa melakukan
latihan di sudut lapangan.
Deg! Mendadak
aku berdebar-debar. Cowok itu bertubuh tinggi, tegap tidak bungkuk, dan sorot
matanya seakan-akan menyedotku dengan kuat.
Deg, deg!
Jantungku berdebar kencang dan atapan mataku tidak bisa berpaling darinya.
Duaarr!!
Pistol tanda perlombaan dimulai meletus.
“Natsuki,
kenapa?” suara Mieko menyadarkanku.
“Kak Chisa,
siapa cowok itu?” tanyaku ketika Kak Chisa kembali.
“Oh, itu Shu.
Dia juga murid kelas dua, atlet lompat galah.”
“Termasuk klub
atletik?”
“Iya.
Ngomong-ngomong ada apa ya?”
“Eh, nggak
apa-apa.”
Kak Chisa
menatapku dengan curiga. “Shu punya kekuatan yang bagus, bahkan tahun lalu dia
berhasil membuat rekor, tapi...”
“Tapi?”
tanyaku antusias.
“Belakangan
ini dia nggak rutin latihan. Mungkin punya banyak masalah. Kira-kira tahun ini
apa jadinya dia, ya?”
Penjelasan Kak
Chisa membuat aku penasaran sehingga akhirnya aku membuat keputusan. “Aku ikut
klub ini!”
“Lho?! Kenapa
kamu tiba-tiba begini?” tanya Mieko dengan mata terbelalak lebar lalu menatapku
lekat-lekat dengan riang,
“Jangan-jangan
Natsuki juga....?”
“Iya!”
Kami saling
bertatapan dan tersenyum penuh arti.
“Padahal tadi
barusan bilang kalau kelak akan menyesal, aku nggak bertanggung jawab.”
“Oh ya? Tapi
kalau nggak dioba, nggak akan pernah tau kan?”
“Sudahlah, aku
lagi senang.”
“Hahahaha...
Jangan bilang begitu. Sekarang ayo kita berjuang sama-sama.”
Aku sendiri
tidak mengerti perasaan yang sedang ku alami sekarang ini. Hanya satu hal yang
pasti, Kak Shu yang menyebabkan aku memutuskan masuk klub atletik ini.
To be
continue.........
Selasa, 14 Mei 2013
Misteri Lagu "Nina Bobok" Part 6 (Final Story) by Fio si'Pemimpi
Gua coba untuk memejamkan mata sembari mendengarkan goresan Tinta dari Bulu angsa yang Nina Pakai, hingga Gua Terbangun karna terkejut mendengar Suara yang sangat Keras, dari dalam lemari, “Haaakkk”
Teriakku, seketika Nina menatapku,
“Je nog wakker? (kau masih Terjaga)”
Gua pun dengan nada pelan menjawad “ja (ya)”
Gua pun bertanya “Wat is dat voor geluid? (suara apa itu?)”
Nina tersenyum menatap lemari tua itu, dan mengatakan , “dat gaat me vermoorden? u wilt zien? (itulah yang akan membunuhku ? kau mau lihat?)”
Gua pun mengggelengkan kepala dalam hati gua (apa yang ada di dalam ? entah kenapa gua penasaran banget)
Pagi pun Tiba kokokan ayam jantan sontak menandai waktu telah menunjukkan Pagi Hari,
Gua dan Nina pun akan Keluar namun Baru beberapa langkah, suara wanita muda Belanda itu memanggil Nina dengan sangat keras,
“Nina? snel hier (Nina , Cepat kesini)
Nina pun mendekati Wanita itu, dan ternyata Wanita itu sekali lagi menampar Nina dengan sangat Keras Hingga dia tersungkur dan menyentuh Pipinya yang berwarna Merah ,
Gua pun mendekatinya untuk membantunya , namun Nina hanya diam bahkan tidak menatap ke arah Wanita itu,
Gua terdiam dan bertanya dalam Hati siapa wanita itu?
Saat kami bermain Gua sempatkan untuk bertanya padanya , Siapa wanita itu?
Namun Nina tetap Diam tak kutemukan Raut Wajah Dendam., Bahkan dia Hanya Tersenyum Melihat Bekas Merah di pipinya,
Kami pun Bermain Sepanjang Hari,
Sudah 3 Hari aku berada disini untuk menemani Nina bermain dan menjadi temanya, tapi belum aku temukan juga dimana keberadaan Lisa,
Setiap Malam sama seperti malam sebelumnya Nina tidak pernah Tertidur di atas ranjangnya hanya Gua yang tidur di atas Ranjangnya,’
Gua pikir kenapa Dengan anak ini,
Dan setiap Malam Nina hanya menulis di Buku itu dengan Pena Bulu angsa nya itu.,
Semakin Hari bahkan setiap malam suara lemari itu semakin lama semakin keras membuat gua semakin Penasaran dengan apa yang Terjadi, Hingga saat itu entah kenapa untuk pertama Kalinya Aku melihat Nina tertidur di atas meja nya , seolah memberiku kesempatan yang tidak akan datang untuk kedua kalinya Gua harus memanfaatkan ini Sebaik baiknya..
Gua berjalan mendekati lemari itu yang berada di Balik kamar itu,
Awalnya ketakutan benar benar merasuki di dalam tubuhku,
Apa yang ada di balik lemari ini?
Seperti di Film Film Pasti isinya kalau Gak pocong ya mayat hidup,
Dan dugaan gua bener , ya iyalah kan Cuma Cerita,
Ketika gua buka , “Krieekkkk”
Dan isinya adalah... Lisa yang di ikat dan di mulutnya di lilit Kain Putih, Sontak Gua langsung buru buru Buka ikatan ,
Wajah pucat Lisa tergambar dengan jelas, saat Gua buka Mulut itu entah kenapa Lisa berusaha berteriak seolah ada yang ingin dia katakan pada Gua entah apa itu,
Hingga dia melihat ke arah Gua dengan tatapan ketakutan seolah ada yang di belakang gua, gua pun menoleh ke belakang dan Nina ada di sana menatap gua dengan tanpa Ekspresi, dan membawa Buku Harian itu,
Gua terjatuh dan merangkak mundur awalnya gua bener bener bakalan Game Over karna ketauan berusaha nolongin Lisa,
Namun ada Yang aneh Dari Nina ternyata Dia berjalan melewatiku , dan tidak berusaha membunuhku,
Dalam Hati gua “Apa yang sebenarnya terjadi ini? Kok gua gak di bunuh kan biasanya di film film gua bakalan di bunuh? Jangan jangan Nina gak baca Skenario lagi, alah udah lah yang penting gua tolongin Lisa aja lah,”
Setelah gua berhasil melepaskan Lisa , Sontak Lisa mengambil Nafas panjang,
“lu kemana aja sih? Kenapa baru sekarang nolongin gua? “
“gua gak tau Lis, emang kenapa Nina ngikat lu di almari ini, bukankah lu itu temenya Nina?”
Lisa Pun bercerita mengenai Buku Harian itu,
“Setiap Malam gua gak pernah Liat Nina tidur dan itu bener bener membuat gua penasaran, karna Penasaran gua membuat sebuah permainan Petak Umpet dan Gua yang jaga, entah kenapa Rasa penasaran gua gak bisa di bendung lagi, dan gua membuka Buku itu, dan Nina melihat gua membaca buku itu , sontak dia menatap gua dengan ekspresi marah, dan seketika gua di ikat dan di masukkan ke dalam almari itu?”
Gua pun terdiam, mendengar cerita itu dan bertanya padanya, “emang isi buku itu apa?”
“di dalam Buku itu terdapat sebuah Kalimat yang entah kenapa saat gua membacanya , seolah gua di ambang kematian , Sair Sair kematian bener bener santer terdengar bahkan gua gak yakin kalau gua akan hidup, dan saat gua di ambang kematian, tangan Nina membangunkan gua dan langsung memngikat dan memasukkan gua ke Almari itu?”
Gua terdiam dan sejenak berfikir..
“tunggu dulu dengan kata lain Nina udah nolongin lu dong? Dan untuk apa Nina buat Cerita kaya gitu,, emm owh ya lu tau gak siapa wanita belanda yang tinggal disini?”
Gua Lihat Lisa mengeelengkan kepala,
Dan gua tau semua ini ..
Gua menarik tangan Lisa dan membawanya masuk ke kamar Wanita misterius itu, dan benar saja kudapati Nina ada di sana menatap tajam ke arah Wanita itu,
Hingga Nina mulai membacakan Kalimat Sair kematian itu di depan Wanita itu yang masih terlelap dalam tidurnya,
“De dood is het begin van het leven voor mij, je niet verdient om te leven als je hart sebusuk duivel, beter blijf je met de duivel Ik ben hier om te getuigen zoals je zou je vertrek, je bent de slechtste in mijn ogen om mijn leven te maken elke krassen verwoestende sterven, hoeft u niet alle nemen om de resterende in het leven, maak je een Black leven. dus ik voelde me als dood, mijn moeder vermoord, en ik voelde me de koude omhelzing van mijn dromen, ik kon niet slapen vanwege jou en nu na het zien van dode toen ik in slaap zou voor altijd vallen in mijn droom om naar te kijken je sterft en het zal een herinnering zijn dat ik zal je vergeten met vernietiging
(Kematian adalah Awal kehidupan bagiku, kau tidak pantas untuk hidup bila hatimu sebusuk iblis, lebih baik kau tinggal dengan iblis sepertimu aku disini menjadi Saksi akan kepergianmu, kau yang terburuk di mataku membuat goresan tiap kehidupanku meluluh mati, kau mengambil semuanya hingga tidak tersisa apapun di dalam kehidupanku, kau membuat Hitam kehidupanku. sehingga aku terasa bagai sudah Mati, kau bunuh Ibuku dan membuatku merasakan dingin pelukan mimpiku, aku tidak bisa tidur karena mu dan kini setelah melihatmu Mati maka aku akan tertidur dalam mimpiku untuk selamanya untuk melihatmu mati dan akan menjadi kenangan yang akan aku lupakan bersama kehancuran dirimu)”
Mendengar itu gua merasakan benar benar ketakutan , suasana mencekam kurasakan dan Wanita itu terbangun dari tidurnya dan sontak menatap Nina , namun Nina tidak pergi, dan seketika aku melihat ada yang Aneh pada Wanita itu,
Kulit putih itu menjadi Kulit pucat kebiru biruan, tepat di mata, hidung dan telinganya, mengalir darah merah yang segar, Wanita itu tersungkur jatuh namun masih bisa menahan tubuhnya, yang aku dengar Wanita itu menatap ke arah Nina dengan Berteriak,
“u? u? U zult matidengan uw eigen vloek, vergeet wat ik zei, zult u de geest die niet stil te zijn en zal iedereen die weet te doden. (kamu? kamu? kamu akan mati dengan membawa kutukan mu sendiri, ingatlah ucapanku, kamu akan menjadi arwah yang tidak akan bisa tenang dan akan membunuh siapapun yang mengenalmu)”
Gua semakin terdiam dan Wajah Pucat Lisa benar benar terpampang jelas di keringat dingin yang kami keluarkan , menyaksikan Wanita itu sekarat dengan darah di bagian semua wajahnya, perlahan laha tepat di kening wanita itu mulai pecah, dan mengeluarkan semakin banyak darah, gua tidak sanggup menyaksikan itu, bahkan gua ingin muntah melihat itu ,
Dan tiba tiba Nina merundukkan kepalanya dan diam, hingga kami terkejut melihat Nina tertawa lepas seolah dia benar benar GILA,
“Hahahahahhahhahaha... Je doodde mijn moeder, dus heb ik het mis als ik om je te doden, je hebt gevangen mijn wereld nu wil ik alles wat zou moeten zijn van mij te nemen,
(Kau telah membunuh ibuku, jadi apakah aku salah bila aku yang membunuhmu, kau telah merebut Duniaku kini aku ingin mengambil semuanya yang seharusnya menjadi milikku,)”
Dan Wanita itu mulai memuntahkan banyak sekali darah hingga tenggorokan Wanita itu mengucur Darah dengan mengerikan seolah di tusuk menggunakan pedang,
Wanita itu terus berteiak,
“Dus je hebt nagedacht ik heb je moeder vermoord, maar verbergt het feit dat je vader is dat je mmebunuhnya hebt, je me gebruiken als wraak, nu ik weet dat je een kind van de duivel, zul je sterven met de geest van de verdoemden
(Jadi selama ini kau berfikir aku telah membunuh ibumu, padahal yang sebenarnya yang di sembunyikan oleh ayahmu adalah kau yang telah mmebunuhnya , kau menggunakan aku sebagai balas dendam , kini aku tau kau memang anak iblis, kau akan mati dengan arwah yang paling terkutuk)”
Gua semakin terdiam hingga Wanita itu benar benar telah Mati dan kalimat terakhir itu membuat jantungku berdegup sangat kencang, dan kemudian gua melihat itu Nina tertunduk menangis, gua dan Lisa pun mulai mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, gua melangkahkan kaki gua ke arah Nina , dan tiba tiba Nina menatap kami dengan wajah mengerikan ,
Wajah penuh tering di mulut itu, dan menatap gua dengan tatapan seolah ingin membunuh gua dan Lisa,
“Bent u de volgende? Ik ga jullie vermoorden, (Kau selanjutnya? aku akan membunuh Kalian,)”
Sontak gua dan Lisa pun berlari dan pergi,
Gua masuk ke dalam sebuah kamar dan menguncinya bahkan kami tutup Pintu itu dengan kayu yang biasa di gunakan dalam Rumah rumah tua,
Keringat bercucuran dan Pintu itu tiba tiba terdobrak dengan kerasnya membuat kami semakin ketakutan,
Hanya teriakan Nina yang kami dengar dari balik pintu itu,
“Eren, Lisa u waar? Vroeg of laat ga ik je vermoorden, (Eren, Lisa kalian dimana? Cepat atau lambat aku akan membunuhmu)
Gua pun menatap Lisa dan mengatakan itu, sekarang lu lewat jendela biar gua yang disini, gua yang akan hentiin Nina , cepat?”
Dalam hati gua yang paling dalam, (sebenarnya gua takut, dan mencoba mendramatisir biar Lisa menganggap gua lelaki gentlemen padahal paha gua udah basah )
Tapi Lisa tetep Ngeyel gak mau pergi,
“Enggak Er, kita sama sama ngadepin ini, kalau kita mati kita mati sama sama ya?”
Mendengar itu hidung gua mimisan ,, gak nyangka ternyata Lisa suka sama gua tapi gua gak boleh tunjukin rasa sayang gua , gua pun semakin mendramatisir,
“Lu liat mata gua Lisa, gua tulus, nyawa lu lebih berarti di bandingkan dengan nyawa gua, bila lu mati itu sama aja gua mati, tapi bila lu hidup gua pasti masih bisa hidup di dalam hatimu??”
Tapi ternyata Lisa tetep ngeyel, dan akhirnya Lisa teringat itu,
“Nina bobok?”
Gua pun terhenyak dan bertanya “Nina bobok?”
“ya Er, Nina bobok , kita nyanyiin lagu itu, setelah lu tangkap Nina gua yang akan nyanyiin, itu mungkin lagu itu memang di gunakan untuk menidurkan Nina?”
Sontak gua pun menunggu di balik pintu itu, dan akhirnya pintu terbuka gua langsung mendekap Nina dan membaringkannya di Atas Ranjang,
Sontak Lisa mulai menyanyikan lagu itu secara sempurna ,
Nina terus meronta meminta untuk di lepaskan dengan wajah yang mengerikan itu gua bener bener ketakutan bahkan air kencing gua membasahi kaki Nina,
“Koppel? je pis op mijn been dom? (Lepaskan ? kau kencing di kaki ku bodoh?)”
Sementara Lisa menyanyikan lagu itu,
“Nina bobok Owh Nina Bobok kalau Tidak bobok di gigit nyamuk
Tidurlah sayang , tidurlah yang nyenyak,
Hiduplah kamu di dalam mimpimu,
Berlarilah sayang kejarlah duniamu,
Owh Nina ku sayang Tidurlah Nina”
Dan perlahan Nina mulai tenang dan memejamkan matanya ,
Gua pun melepaskan Nina, dan Nina kembali menjadi Wanita yang sangat Cantik dan ku tatap Senyuman di dalam tidurnya seolah dia sudah bermimpi dengan mimpi mimpi nya,
Hingga gua terkejut mendengar suara itu,
“dank u (terima kasih)”
Gua di kejutkan dengan sosok Wanita yang cantik nan jelita dengan pakaian kuno Belanda, sontak gua pun mundur namun Lisa mendekatinya dan bertanya,
“als je een moeder Nina? (Apakah anda adalah ibu Nina?)”
Dan Wanita itu tersenyum sembari menganggukkan kepalanya,
Dan kemudian Wanita itu menggendong Nina, namun kami kembali terkejut melihat Nina terbangun ketika di gendong oleh Wanita itu,
Dan kemudian Nina menatap gua dan Lisa sontak keringat kami kembali bercucuran kemudian Nina pun mengatakan itu,
“dank je, heb jullie me geholpen, maar kan ik nog een wens te vragen voor de laatste keer? (terima kasih, kalian telah menolongku, tapi bolehkah aku meminta satu permintaan lagi untuk terakhir kalinya?)”
Lisa dan gua pun sontak bertanya dengan nada gemetaran,
“Wat? (apa)”
Dalam hati gua (“jangan sampe dia minta gua dan Lisa jadi temen dia lagi ya bisa mati gua”)
“Ik wil dat je (aku ingin kalian) Add Facebook aku ya, cari aja akun aku “Nin4 Sie’Gadhies BeLand4 Yan9’T4k P’elN4h M4U Sh3Ndiliand Tap1 Tet3pp Cemungut’Cemungut”
Sontak gua dan Lisa teriak sekenceng kencengnya,
“Trus Kita mesti Salto ke rumah Lu , Gedor kamar lu buat Teriak, “Owh ya”..
Dan akhirnya Nina pergi dan kami pun kembali ke dunia kami dalam hati gua “Dasar kampret Setan Alay”
Sontak gua terbangun di kamar gua, dan ketika gua telepone Lisa , sukurlah Lisa juga baik baik saja,
Dan Pagi ini adalah Hari yang baru buat gua,
Gua mau nyatain Cinta gua ke Lisa,
Dan bener saja Lisa sendrian dan seketika gua panggil dia,
“Lis tunggu?”
Kenapa Ren?”
Tanya Lisa singkat,
“Gua mau bilang kalau gua emm...” liefde met u (suka sama kamu) kamu mau gak jadi pacarku?”
Dan Lisa pun menjawab,
“Sorry, ik wil nog steeds bezitten (maaf, aku masih ingin sendiri)”
Meskipun gua di tolak yang penting perasaan gua udah gua sampein, dan gua pun bertanya itu,
“Boleh tau kenapa kamu nolak aku?”
Dan dia menjawab karna gua gak suka cowok ngompol,
Sontak kami pun kejar mengejar ke sekolah dan bertemu dengan Neto,
Dan inilah Cerita kami, bila Kami bertiga akan selamanya bersahabat, bila Lisa belum bisa menerimaku semoga besok dia bisa menerimaku,
Add Facebook gua ya kalian semua, “Er3N Si’An4K Gaul’Y4ang Ga9k’Cuk4 Ng0mp0L”
Sekian dan terima kasih All...
Segenap Kru Misteri Nina Bobok mengucapkan semoga kalian tidak ngompol..
hahahahaha
The End ♥ love u All
Misteri Lagu "Nina Bobok" Part 5 by Fio si'Pemimpi
Gua pun berangkat ke sekolah, setelah selesai buat semuanya gua masih teringat dengan kejadian itu entah kenapa gua merasa bila itu benar benar terjadi?
Di dalam perjalanan gua pacu motor gua dengan lirih sambil melihat kalau ada Lisa yang biasa berjalan ke sekolah,
Dan benar saja gua bertemu dengan Lisa, gua hentiin tepat di depan Lisa, tampak tatapan kosong di wajah Lisa,
“Lis, yuk Bareng?”
Tapi jawaban dingin yang gua terima,
“Gak usah gua jalan sama temen gua aja”
Sontak gua heran,
“Lisa sendirian emang siapa temen dia?? “
Gua pun mengikutinya ke sekolah, hingga sampai di gerbang, dan setelah gua parkirin motor gua, gua menuju ke kelas Lisa, tampak Lisa menulis sesuatu, entah apa itu, biasanya Lisa adalah Cewek yang aktif dan suka bercanda sama teman temanya namun hari ini dia lebih banyak diam dan sendirian,
Gua pun menuju ke kelas Neto,
Dan gua lihat Neto sedang berbicara dengan teman nya, gua pun menghampirinya,
“Eh, sob gua boleh Tanya gak??”
“Tanya apa” jawab Neto seperti biasanya,
“Semalam lu kemana aja?”
Gau pun bertanya padanya,
“gua semalam tidur hahahaha kaya gak tau kebiasaan gua aja lu ?”
Gua pun terdiam, dan kembali bertanya padanya,
“bukankah semalam kita sama sama ya sama Lisa juga,”
Dan Neto pun terdiam dan mengatakan itu “enggak kok , emang semalam gua tidur kan ujan ngantuk banget gua emang kenapa sih??”
Dan karna penasaran benget gua pun menyentuh paha Neto,
“Eh Busyet lu Maho ya?? Pake nyentuh masa depan gua lagi?”
Dan setelah gua sadar gua jadi perhatian seluruh kelas, berbagai cewek memandang sinis mungkin mereka berfikir gua Gay padahal gua Cuma mau ngecek bekas ompolan nie anak, gua pun kembali ke kelas,
Di dalam kelas masih saja gua teringat itu, dan pelajaran pun dimulai,
Tanpa sengaja mataku tertuju pada halaman sekolah, dan gua melihat itu,
Seorang Wanita yang tampak tidak asing di mataku, dia sedang menatap kearah kelas Lisa sembari menutupi wajahnya dengan rambut pirang entah kenapa gua melupakan siapa dia??
Hingga gua ingat dia itu “Nina” dan ketika gua lihat lagi dia menatap kearah gua, sontak gua merunduk dan menutupi wajah gua dengan buku dan teriakan itu mengejutkanku,
“Wat heb je gedaan? (Kamu kenapa?)”
Ya elah dalam hati gua “ya kena lagi kenapa tiap Pak Peter yang ngajar pasti gua sial benget)
“snel hier? (Cepat kesini)”
Gua pun maju dan gua coba tengok halaman sekolah namun gadis itu sudah tidak ada,
Lama jam pelajaran pun selesai,
Gua menunggu di pagar itu hingga Lisa pun keluar dan aku menghentikanya,
“kamu kenapa Lisa??”
Tapi Lisa Cuma diam dan menatap gua sembari seolah tidak mengenal ku, dan berlalu melewatiku,
Dan gua mengatakan itu,
“kau bukan Lisa , apakah kau Nina?”
Dan Lisa pun sejenak berhenti berjalan dan menatap ke arahku,
“Ik ben niet Lisa Ik ben Nina, (Aku memang bukan Lisa aku Nina)”
“Kau,apa yang kau lakukan dengan Lisa, cepat kembalikan dia ?”
Dan Dia hanya tersenyum dan mendekatiku sembari membisikkan itu,
“Ik wil niet, en nu is ze is van mij, niet storen ons, (Aku tidak mau, dan sekarang dia adalah milikku, jangan mengganggu kami,)
Dan dia berlalu melewatiku, aku pun merunduk diam hingga aku mengejarnya dan menarik tangan itu,
“cukup, kembalikan Lisa, dia bukan temanmu dan dia adalah temanku atau kau akan?”
“of wat? als je blijft doen dan ga ik je vermoorden, (atau apa? bila kau tetap melakukan ini maka aku akan membunuhmu,)
Dan kalimat itu sontak membuatku benar benar terdiam,
Dan dia pun pergi dari hadapan ku,
Gua berhenti sejenak di Sebuah anak Sungai dan memikirkan apa yang harus aku lakukan untuk membawa Lisa kembali, sembari melemparkan satu persatu batu aku mulai pasrah dengan semua ini hingga kenangan ku dengan Lisa membuatku tidak harus menyerah dengan ini,
Bila Nina membutuhkan Teman biarkan gua yang menjadi temanya,
Dan gua pun melakukan itu di Kamar gua,
Gua persiapkan lilin itu semua dan gua pegang Lilin yang udah gua pasang dengan Rambut gua itu.
Mulai gua lantunkan lagu itu hingga perasaan itu mulai aku rasakan,
“dan Bisikan itu sontak membuatku menyadari kehadiranya disini?”
Meski merasakan ketakutan yang mengerikan tapi gua mencoba menekan ketakutan itu,
“voor wat? je belt (untuk apa kau memanggilku)”
Dan ketika gua buka mata, sosok itu sudah berdiri di depanku, dengan menatap gua sinis,..
Dan gua mengatakan itu “U hebt een vriend toch? Ik zal je vriend zijn (kau membutuhkan teman bukan? aku akan menjadi temanmu)
Namun dia menjawab itu dengan menatapku semakin tajam,
“Het is niet meer nodig, ik heb wat ik wil (itu sudah tidak perlu lagi, aku sudah mendapatkan apa yang aku mau)”
Dan kukatakan itu padanya,
“als je me je vriend zijn en ik zal u alles wat u wilt (bila kau menerimaku menjadi temanmu maka aku akan memberikan apapun yang kamu mau)”
Dan dia pun menerimaku menjadi temanya, kurasakan dia menyodorkan tanganya padaku,
Dan gua pun menyambutnya,
Tiba tiba tempat itu pun berubah menjadi sebuah tempat dengan tanah dan halaman yang luas,
Dan suara yang memanggilku,
“Eren, Snel kom hier ik wil met je spelen? (cepat kesini aku ingin bermain denganmu?)”
Ternyata gau benar benar berada di dunia yang gak pernah gua tau dimana tempat nya, dan sosok Nina dengan gaun putih itu memang terlihat sangat cantik bahkan gua sejenak melupakan bila dia berbeda dengan gua,
Dan kami pun bermain , permainan lama, Baksodor, permainan dari Desa yang pernah gua maenin waktu gua masih kecil,
Tapi sosok Nina saat itu benar benar Aneh,
Entah kenapa gua melihat Mata Nina membekas tanda Hitam, seolah dia tidak pernah tidur, ingin gua tanyain sama dia tapi gua lebih terfikir dengan Lisa., dimana Lisa sekarang!!
Kami Bermain hingga Sore pun menjelang,
Dan Gua melihat sendiri di depan mata gua,
Saat Nina Masuk , Seorang Wanita Muda , Berkebangsaan Belanda, itu menampar keras Pipi Nina, namun Wanita itu tidak melihat keberadaanku,
Bekas merah itu, Nina pun masuk ke dalam kamarnya dan aku menanyakanya,
“Wie is hij? en waarom heeft hij je geslagen? (Siapa dia ? dan kenapa dia memukulmu?)”
Tapi Nina hanya diam dan mengatakan itu,
“Laten we opnieuw te spelen (Ayo kita bermain lagi)”
Dan saat itulah gua menyadari bila ada yang di sembunyikan dari Nina, mungkinkah ada hubunganya dengan lagu itu,
Malam semakin larut kami bermain bersama, masih gua mencari dimana Lisa, namun Nina bahkan tidak berfikir untuk tidur, dan gua menanyakan itu,
“het was donker? heb je niet slapen? (Hari sudah Gelap , apakah kau tidak tidur)”
Dan dia mengatakan itu, “Ik kan niet slapen, want als ik dan slaap hij zou me vermoorden (Aku tidak boleh tidur , karna bila aku tidur maka dia akan membunuhku)”
Kalimat itu sontak membuatku berfikir banyak hal, gua menanyakan itu , “wie? (siapa?)”
Tapi Nina hanya menggelengkan kepalanya,
Gua pun tertunduk dan berpura pura untuk tidur tanpa gua sadari , gua terlelap dengan sendirinya..
Malam semakin larut saat gua terbangun , gua melihat Nina sedang menulis dan di malam ini tak kudapati Nina untuk Tidur ,
Apa yang dia Tulis, seperti yang Lisa pernah katakan,
“jangan jangan itu adalah Buku Harian Nina?”
Hingga tiba tiba Nina menatap ke arahku namun dengan cepat aku menutup mataku,
Dan suara Nina mengejutkan ku,
“Je nog wakker? Eren (Kau masih terjaga Eren?)”
Namun Gua masih berpura pura untuk tidur , Gua harus tau siapa yang dia maksut dengan dia?
Dan apa yang dia tulis, untuk apa dia tidak tidur apakah ini semua akan mengarah ke lagu itu, kenapa Nina harus tidur?
Gua Harus mencari tau semua ini., dan Lisa dia membutuhkan bantuanku?
Bersambung....
Misteri Lagu "Nina Bobok" Part 4 by Fio si'Pemimpi
Gua terbangun dari tidur , karna suara handphone yang berbunyi, setelah gua
Chek ternyata itu adalah Lisa yang mengatakan agar tidak lupa untuk melakukan
persiapan malam ini di sekolah dan aku harus membawa lilin yang sudah ku campur
dengan rambut yang telah gua bakar, entah apa maksut semua itu tapi Neto dan
Lisa sendiri juga melakukan hal yang sama seperti gua,
Malam pun tiba gua menatap ke jendela dan ternyata hujan rintik rintik di temani dengan sapuan angin yang menambah dingin dan mencekam malam ini,
Setelah aku persiapkan semua aku pun keluar dari rumah dengan payung merahku,
Gua merasakan ketakutan yang sangat berarti , gua berjalan perlahan dan mendengarkan music music kesukaan gua, di jalan gua mersakan ada yang sedang mengikuti ku, setiap gua lihat ke belakang gua tidak melihat apa apa, langkah cepat pun gua ambil hingga ,
Dleg, gua melihat di depan gua ada kucing hitam melotot kearah gua.,
gua melewati kucing itu namun kucing itu terus melihat kearah gua,
akhirnya gua pun berlari sekenceng kencengnya karna beban ketakutan gua benar benar menjadi paranoit hingga gua sampai di depan sekolah , gua lompati pagar itu, dan masuk ke halaman belakang, sekolah bener bener nyeremin apalagi malam malam gini,
tapi gua juga belum melihat sebatang pun hidung temen gua Lisa dan Neto,
dalam hati gua kesel banget , sampai sampai gua ngedumel dalam hati,
“kalau sampe tu begebluk gak kesini, gua bener bener akan bunuh mereka berdua,??”
Hingga handpone gua berbunyi, gua lihat Lisa sedang menghubungi gua dan ketika gua angkat suara gak jelas lah yang gua denger,
Di tengah itu hujan semakin deras, membuat gua sedikit basah kuyup akhirnya di tengah itu gua menuju ke dalam sekolah berusaha mendengarkan Lisa yang ngomong semakin gak jelas tanpa gua sadari gua berjalan sendiri menelusuri lorong itu,
Hingga gua di kejutkan dengan wajah Cewek yang wajahnya serem banget,
Sontak gua langsung kabur baru beberapa langkah gua berjalan gua udah di depan wajah lain yang gak kalah serem karna terdesak tangan gua pun maen sendiri dan mukul wajah itu,
“plok”
Pukulan gua mendarat di depan wajah itu,
Hingga teriakan “aduh”
Membuat gua tersadar kalau itu adalah Neto yang tersungkur akibat bogem mentah gua, seketika gua dapat pukulan balik dari Lisa,
“Bego banget sih lu,?? Temen sendiri di pukul??”
Gua gak sadar kalau itu adalah mereka yang memakai senter,
Mata kiri Neto hitam legam akibat bogeman gua membentuk seperti tai lalat gede ingin gua ketawa tapi kayanya dia udah pengen balik bogem gua untung aja ada Lisa yang langsung menarik gua dan Neto ke kelas,
Di dalam kelas Lisa mengeluarkan Lilin dan membentuk sebuah lingkaran,
Termasuk lilin yang gua bawa dan Neto dimana lilin itu harus gua pegang dengan tangan kita masing masing,
Gau coba bertanya apa yang mau kita lakukan tapi Lisa menyuruh gua untuk tetap diam,
Dan dimulai lah ritual itu,
Kami memejamkan mata dan mulai bernyanyi Lagu itu,
“Nina bobok owh Nina bobok kalau tidak bobok di gigit nyamuk”
Kurang lebih 9 kali kami menyanyikan itu tapi gak terjadi apa apa,
Karna Bosen Neto pun meletakkan Lilin itu, dan setelah itu keluar dari lingkaran itu, tapi ada yang terjadi dengan Neto tiba tiba dia teriak ,
“SeseseseseseTTTAAANNNNNN!!!” Neto pun terjatuh dan seketika Lisa menariknya dan membawanya masuk ke lingkaran itu lagi,
“lu Bego banget sih?? Siapa yang nyuruh lu berhenti?? Haaa?? Bego bego bego?? Lu baru aja lihat setan kan, kita udah buka mata batin kita masing masing, sebelum lilin di tangan lu mati dengan sendirinya gak boleh ada yang keluar atau lu mau lihat setan lagi??”
Gua pun sontak bertanya,
“maksutnya apa sih ?? Ritual apa ini? Dan kenapa lilin di tangan kita harus mati??”
Dan Lisa pun menjawab dengan tanduk di kepalanya,
“Dengan begitu kita akan tau Nina ada atau gak seperti yang lu bilang, kita memanggil Nina dan Biarkan Nina yang mengijinkan kita melihatnya , “
“Owh, jadi nanti lilin kita yang niup Nina gitu?? Ya elah, segitunya emang ini ulang tahun Nina pakai lilin segala ,, kenapa gak sekalian aja gua tadi bawain Kue tar, dan Hadiahnya??”
Tapi tatapan Lisa benar benar serius dan gak bisa di buat bercanda, “Diam deh lu, ayo semuanya lanjutkan nyanyinya??”
Kami pun melanjutkan lagu itu, hingga malam semakin Larut hanya rintikan hujan di jendela yang menemani kita bernyanyi,
Dan akhirnya saat itu lah Tiba,
Lilin di tangan gua mati,
Sontak jantung gua beredegup sangat kenceng keringat pun bercucuran, Lisa dan Neto pun menatap ketakutan,
“Eh, Kampret kenapa Cuma Lilin di tangan gua yang mati,, gimana nie??”
Neto pun menjawab “Hahahaha wah kayanya ada yang bakal kencing di celana nie?? Sob emang nasib lu kali jadi jodohnya Nina, Wah, mulai sekarang gua panggil lu menir ya??”
Tapi tiba tiba Lilin di tangan Neto pun juga Mati, gua pun tertawa
“Hahahahahahaha mampus lu ,, Nina jangan jangan dia suka sama lu ?? “
Dan yang lebih lucu, gua lihat di celana Neto yang kebetulan memakai celana putih itu gua lihat Cairan basah,
“Wah, ada yang ngompol nie ye??? Hahahaha”
Tapi wajah ketakutan Neto bener bener kelihatan dengan jelas, dan
Neto pun menatap Lisa, sambil ngerengek kaya Anak kecil,
“Lisa , kok lilin lu gak mati??? Jangan jangan tadi waktu gua titipin ni lilin di Tas lu ketuker dan ini lilin lu, balikin lilin gua??”
Lisa pun memukul Neto,
“Enak aja , gua gak tau lah, yang jelas ini lilin gua, dasar Tukang ngompol lu???”
Dan tiba tiba Neto meniup Lilin Lisa hingga ikut Mati,
“Yes, sekarang kita sama, mati semua kan??”
“Dasar Gila??”
Lisa pun mencela Neto,
Hingga Kami mendengar Suara itu, Suara Seorang Cewek yang menangis,
“Lu denger Suara itu gak??
Neto pun pucat , dengan tiba tiba gagap dia menjawab ,
“Eng Eng Eng Eng Engak kok , E Em Em Emang Su Suara Ap Apa??”
Namun Lisa menjawab , “ya gua denger Suara Cewek menangis dan arahnya dari kelas sebelah? Kita kesana ya?”
Neto pun tiba tiba bilang,
“Eh, Emang gak papa ya?? Gimana kalau itu bukan Nina gimana kalau itu HAntu lain??? Kita kan udah gak punya urusan Sama Hantu lain, Nanti Clien kita Nina bisa marah kita Batalkan Rapat ini???”
Gua pun menjawab “Emang kita lagi bisnis sama Nina, alasan aja lu?? Ayo ah keburu durasi Nie Cerita abis gara gara lu?? Kalau Ratting Naik Kali aja Penulisnya mau buatin Cerita kita bertiga lagi??”
Lisa pun tersenyum dan mengatakan “oke sip, lumayan kan kalau perpanjangan kontrak, jaman sekarang sulit dapat kerjaan di Fp lain?? Yuk?”
Gua dan teman Teman gua pun Pergi ke Kelas itu, semakin dekat gua semakin kenceng dengar tangisan itu,
Hingga kita benar benar Berada di depan kelas itu,
Dan gua pun membuka perlahan pintu itu,
“Krieeeekkkkk!!!”
Dan benar gua dan temen temen gua melihat Dia,
Cewek Berambut Pirang Duduk termengu di Lututnya dan menutupi Wajahnya,
Dalam Hati gua “Nina”
Neto pun tampak Lemes, dan Menutup Matanya tapi tidak Lisa dia mendekati Sosok itu,
“U Nina's? (kamu Nina itu?)”
Namun Cewek itu tetap diam dan menangis,
“Waarom huil je? (Kenapa kamu menangis?)”
Dan Sosok itu pun mulai berbicara dengan nada lirih yang membuat suasana kami mencekam bahkan gua merasakan akan ngompol juga, tapi gua tahan karna setelah semua ini selesai gua mau tebus kesalahan gua yang kemarin udah ngompol,
“Ik Eenzaam ben, wil je me helpen, (Aku kesepian, Maukah kau menolongku,)”
Gua terdiam melihat Lisa dan Dia saling membicarakan itu,
“Wat? wil je dat ik doe (Apa? Kau ingin aku melakukan apa”)
“Wil je mijn vriend zijn? (Maukah kau menjadi temanku?)”
Gua terdiam dan mengatakan itu dalam Hati,
“tidak Lisa jangan melakukan itu?? Dia bisa membawamu mati?”
Hingga Lisa menjawab permintaan itu,
“ik wil (Aku mau)”
Dan aku pun sontak menarik Bahu Lisa dan mengatakan itu,
“Basic dom, als je niet beschikt over een brein, vermoordt hij jou? dat is wat ze wil (Dasar Bodoh, apakah kau tidak punya otak , dia akan membunuhmu ? itulah yang dia inginkan)”
Dan Lisa menatapku dengan Tatapan kosong,
“So What (Lalu kenapa)”
Dan ketika gua Lihat ke arah Sosok itu, Sosok itu Tersenyum Sinis dan menatap Tajam kearah gua,
kurasakan jantungku terasa Sakit dan hingga gua terjatuh, gua berusaha meraih tangan Lisa namun Sosok itu, Wajah yang dulu pernah gua lihat Nina yang Cantik menjadi Wajah yang bertaring tajam dan menyentuh wajahku dengan kuku tajam itu dan mengatakan itu,
“Word wakker uit je dromen? (Bangunlah dari mimpimu?)”
Sontak gua terbangun dari tidur gua, dan gua tatap kearah cermin,
“apa gua sedang bermimpi”
Dan gua langsung teringat dengan Lisa seketika gua menelponya namun gak ada jawaban, gua pun juga menelpon Neto, dan gak ada jawaban juga,
Sontak gua terhenyak diam, “mimpi itu serasa sangat nyata”
Hingga gua lihat tepat di pipi gua, tanda merah bekas sentuhan seseorang, dan gua yakin itu bukan mimpi apa yang sebenarnya terjadi,
Bersambung........
Malam pun tiba gua menatap ke jendela dan ternyata hujan rintik rintik di temani dengan sapuan angin yang menambah dingin dan mencekam malam ini,
Setelah aku persiapkan semua aku pun keluar dari rumah dengan payung merahku,
Gua merasakan ketakutan yang sangat berarti , gua berjalan perlahan dan mendengarkan music music kesukaan gua, di jalan gua mersakan ada yang sedang mengikuti ku, setiap gua lihat ke belakang gua tidak melihat apa apa, langkah cepat pun gua ambil hingga ,
Dleg, gua melihat di depan gua ada kucing hitam melotot kearah gua.,
gua melewati kucing itu namun kucing itu terus melihat kearah gua,
akhirnya gua pun berlari sekenceng kencengnya karna beban ketakutan gua benar benar menjadi paranoit hingga gua sampai di depan sekolah , gua lompati pagar itu, dan masuk ke halaman belakang, sekolah bener bener nyeremin apalagi malam malam gini,
tapi gua juga belum melihat sebatang pun hidung temen gua Lisa dan Neto,
dalam hati gua kesel banget , sampai sampai gua ngedumel dalam hati,
“kalau sampe tu begebluk gak kesini, gua bener bener akan bunuh mereka berdua,??”
Hingga handpone gua berbunyi, gua lihat Lisa sedang menghubungi gua dan ketika gua angkat suara gak jelas lah yang gua denger,
Di tengah itu hujan semakin deras, membuat gua sedikit basah kuyup akhirnya di tengah itu gua menuju ke dalam sekolah berusaha mendengarkan Lisa yang ngomong semakin gak jelas tanpa gua sadari gua berjalan sendiri menelusuri lorong itu,
Hingga gua di kejutkan dengan wajah Cewek yang wajahnya serem banget,
Sontak gua langsung kabur baru beberapa langkah gua berjalan gua udah di depan wajah lain yang gak kalah serem karna terdesak tangan gua pun maen sendiri dan mukul wajah itu,
“plok”
Pukulan gua mendarat di depan wajah itu,
Hingga teriakan “aduh”
Membuat gua tersadar kalau itu adalah Neto yang tersungkur akibat bogem mentah gua, seketika gua dapat pukulan balik dari Lisa,
“Bego banget sih lu,?? Temen sendiri di pukul??”
Gua gak sadar kalau itu adalah mereka yang memakai senter,
Mata kiri Neto hitam legam akibat bogeman gua membentuk seperti tai lalat gede ingin gua ketawa tapi kayanya dia udah pengen balik bogem gua untung aja ada Lisa yang langsung menarik gua dan Neto ke kelas,
Di dalam kelas Lisa mengeluarkan Lilin dan membentuk sebuah lingkaran,
Termasuk lilin yang gua bawa dan Neto dimana lilin itu harus gua pegang dengan tangan kita masing masing,
Gau coba bertanya apa yang mau kita lakukan tapi Lisa menyuruh gua untuk tetap diam,
Dan dimulai lah ritual itu,
Kami memejamkan mata dan mulai bernyanyi Lagu itu,
“Nina bobok owh Nina bobok kalau tidak bobok di gigit nyamuk”
Kurang lebih 9 kali kami menyanyikan itu tapi gak terjadi apa apa,
Karna Bosen Neto pun meletakkan Lilin itu, dan setelah itu keluar dari lingkaran itu, tapi ada yang terjadi dengan Neto tiba tiba dia teriak ,
“SeseseseseseTTTAAANNNNNN!!!” Neto pun terjatuh dan seketika Lisa menariknya dan membawanya masuk ke lingkaran itu lagi,
“lu Bego banget sih?? Siapa yang nyuruh lu berhenti?? Haaa?? Bego bego bego?? Lu baru aja lihat setan kan, kita udah buka mata batin kita masing masing, sebelum lilin di tangan lu mati dengan sendirinya gak boleh ada yang keluar atau lu mau lihat setan lagi??”
Gua pun sontak bertanya,
“maksutnya apa sih ?? Ritual apa ini? Dan kenapa lilin di tangan kita harus mati??”
Dan Lisa pun menjawab dengan tanduk di kepalanya,
“Dengan begitu kita akan tau Nina ada atau gak seperti yang lu bilang, kita memanggil Nina dan Biarkan Nina yang mengijinkan kita melihatnya , “
“Owh, jadi nanti lilin kita yang niup Nina gitu?? Ya elah, segitunya emang ini ulang tahun Nina pakai lilin segala ,, kenapa gak sekalian aja gua tadi bawain Kue tar, dan Hadiahnya??”
Tapi tatapan Lisa benar benar serius dan gak bisa di buat bercanda, “Diam deh lu, ayo semuanya lanjutkan nyanyinya??”
Kami pun melanjutkan lagu itu, hingga malam semakin Larut hanya rintikan hujan di jendela yang menemani kita bernyanyi,
Dan akhirnya saat itu lah Tiba,
Lilin di tangan gua mati,
Sontak jantung gua beredegup sangat kenceng keringat pun bercucuran, Lisa dan Neto pun menatap ketakutan,
“Eh, Kampret kenapa Cuma Lilin di tangan gua yang mati,, gimana nie??”
Neto pun menjawab “Hahahaha wah kayanya ada yang bakal kencing di celana nie?? Sob emang nasib lu kali jadi jodohnya Nina, Wah, mulai sekarang gua panggil lu menir ya??”
Tapi tiba tiba Lilin di tangan Neto pun juga Mati, gua pun tertawa
“Hahahahahahaha mampus lu ,, Nina jangan jangan dia suka sama lu ?? “
Dan yang lebih lucu, gua lihat di celana Neto yang kebetulan memakai celana putih itu gua lihat Cairan basah,
“Wah, ada yang ngompol nie ye??? Hahahaha”
Tapi wajah ketakutan Neto bener bener kelihatan dengan jelas, dan
Neto pun menatap Lisa, sambil ngerengek kaya Anak kecil,
“Lisa , kok lilin lu gak mati??? Jangan jangan tadi waktu gua titipin ni lilin di Tas lu ketuker dan ini lilin lu, balikin lilin gua??”
Lisa pun memukul Neto,
“Enak aja , gua gak tau lah, yang jelas ini lilin gua, dasar Tukang ngompol lu???”
Dan tiba tiba Neto meniup Lilin Lisa hingga ikut Mati,
“Yes, sekarang kita sama, mati semua kan??”
“Dasar Gila??”
Lisa pun mencela Neto,
Hingga Kami mendengar Suara itu, Suara Seorang Cewek yang menangis,
“Lu denger Suara itu gak??
Neto pun pucat , dengan tiba tiba gagap dia menjawab ,
“Eng Eng Eng Eng Engak kok , E Em Em Emang Su Suara Ap Apa??”
Namun Lisa menjawab , “ya gua denger Suara Cewek menangis dan arahnya dari kelas sebelah? Kita kesana ya?”
Neto pun tiba tiba bilang,
“Eh, Emang gak papa ya?? Gimana kalau itu bukan Nina gimana kalau itu HAntu lain??? Kita kan udah gak punya urusan Sama Hantu lain, Nanti Clien kita Nina bisa marah kita Batalkan Rapat ini???”
Gua pun menjawab “Emang kita lagi bisnis sama Nina, alasan aja lu?? Ayo ah keburu durasi Nie Cerita abis gara gara lu?? Kalau Ratting Naik Kali aja Penulisnya mau buatin Cerita kita bertiga lagi??”
Lisa pun tersenyum dan mengatakan “oke sip, lumayan kan kalau perpanjangan kontrak, jaman sekarang sulit dapat kerjaan di Fp lain?? Yuk?”
Gua dan teman Teman gua pun Pergi ke Kelas itu, semakin dekat gua semakin kenceng dengar tangisan itu,
Hingga kita benar benar Berada di depan kelas itu,
Dan gua pun membuka perlahan pintu itu,
“Krieeeekkkkk!!!”
Dan benar gua dan temen temen gua melihat Dia,
Cewek Berambut Pirang Duduk termengu di Lututnya dan menutupi Wajahnya,
Dalam Hati gua “Nina”
Neto pun tampak Lemes, dan Menutup Matanya tapi tidak Lisa dia mendekati Sosok itu,
“U Nina's? (kamu Nina itu?)”
Namun Cewek itu tetap diam dan menangis,
“Waarom huil je? (Kenapa kamu menangis?)”
Dan Sosok itu pun mulai berbicara dengan nada lirih yang membuat suasana kami mencekam bahkan gua merasakan akan ngompol juga, tapi gua tahan karna setelah semua ini selesai gua mau tebus kesalahan gua yang kemarin udah ngompol,
“Ik Eenzaam ben, wil je me helpen, (Aku kesepian, Maukah kau menolongku,)”
Gua terdiam melihat Lisa dan Dia saling membicarakan itu,
“Wat? wil je dat ik doe (Apa? Kau ingin aku melakukan apa”)
“Wil je mijn vriend zijn? (Maukah kau menjadi temanku?)”
Gua terdiam dan mengatakan itu dalam Hati,
“tidak Lisa jangan melakukan itu?? Dia bisa membawamu mati?”
Hingga Lisa menjawab permintaan itu,
“ik wil (Aku mau)”
Dan aku pun sontak menarik Bahu Lisa dan mengatakan itu,
“Basic dom, als je niet beschikt over een brein, vermoordt hij jou? dat is wat ze wil (Dasar Bodoh, apakah kau tidak punya otak , dia akan membunuhmu ? itulah yang dia inginkan)”
Dan Lisa menatapku dengan Tatapan kosong,
“So What (Lalu kenapa)”
Dan ketika gua Lihat ke arah Sosok itu, Sosok itu Tersenyum Sinis dan menatap Tajam kearah gua,
kurasakan jantungku terasa Sakit dan hingga gua terjatuh, gua berusaha meraih tangan Lisa namun Sosok itu, Wajah yang dulu pernah gua lihat Nina yang Cantik menjadi Wajah yang bertaring tajam dan menyentuh wajahku dengan kuku tajam itu dan mengatakan itu,
“Word wakker uit je dromen? (Bangunlah dari mimpimu?)”
Sontak gua terbangun dari tidur gua, dan gua tatap kearah cermin,
“apa gua sedang bermimpi”
Dan gua langsung teringat dengan Lisa seketika gua menelponya namun gak ada jawaban, gua pun juga menelpon Neto, dan gak ada jawaban juga,
Sontak gua terhenyak diam, “mimpi itu serasa sangat nyata”
Hingga gua lihat tepat di pipi gua, tanda merah bekas sentuhan seseorang, dan gua yakin itu bukan mimpi apa yang sebenarnya terjadi,
Bersambung........
Langganan:
Postingan (Atom)